Thursday, February 11, 2010

Pemburu Dunia...

Seperti pepatah “Kejarlah daku kau kutangkap”, begitulah dunia memberikan penawaran kepada makhluk bernyawa yang diberikan nafsu dan akal untuk hidup di dunia ini. Sebuah perangkap yang dihinggapi oleh siapa saja yang memburu dunia. Seorang ulama salaf berkata, dengan inti nasehatnya adalah, semakin kau mengejar dunia, maka semakin kencang dunia berlari menjauhimu. Namun jika engkau mengejar akhirat maka engkau akan mendapatkan akhirat sementara dunia tunduk kepadamu.
Seringkali kita tidak berpikir lagi tentang alasan apa yang membuat kita selalu terbangun di pagi hari…apakah karena dunia, ataukah karena ingin mengharapkan wajah-Nya Allah yang Maha Mulia. Rutinitas itu terus saja berlangsung setiap hari. Kita terjaga di pagi hari, kemudian bekerja atau mencari ilmu ataupula untuk melakukan kemaksiatan yang sudah terbiasa dilakukan, wallahu musta’an. Lalu di malam harinya kita pun beristirahat dan tertidur dengan cara yang berbeda-beda. Tidur karena ingin bangun di sepertiga malam untuk menemui Allah yang turun ke langit pertama, ataukah tidur karena kelelahan dari berbuat maksiat.
Saya masih teringat sewaktu masa-masa remaja dulu. Tak henti-hentinya kami berburu informasi tentang info fashion yang up-to-date di majalah-majalah ternama. Rubriknya kurang lebih tentang trend artis papan atas baik dalam negeri maupun LN, zodiac minggu ini,cerpen remaja, dan sebagainya yang sepertinya akan bergoncang dunia remaja kita jika tidak melewatkan hal tersebut. Belum lagi pergaulan dengan lawan jenis tanpa mengindahkan rasa malu hingga bertamu ke kamar laki-laki adalah sesuatu hal yang biasa saja terjadi di kalangan remaja gaul nan trendi. Begitulah orang-orang menyebutnya.
Tapi hati ini pun bertanya-tanya…apa yang akan saya dapatkan jika terus-menerus mengejar dunia seperti ini? Akankah teman-temanku tetap setia dan orang-orang yang kukagumi, artis-artis yang kuidolakan akan memberikanku reward atas pengorbananku untuk mencintai mereka dan mengikuti gaya hidup mereka? The answer is nothing…
Kemudian kembali terfikir tentang semuanya…bagaimana jika saya meninggalkan semua ini? Akankah diri ini tidak berharga lagi di mata mereka? Jikalau tidak di mata mereka, bagaimana di mata Allah Yang Maha Mulia? Subhanallah…pertanyaan itu membuat hatiku semakin bergetar..entah mengapa demikian yang jelas pada saat itu semakin bimbang pula jiwa ini melihat keberadaanku dengan keadaan di sekeliling. Tsumma Alhamdulillah, bukti dan janji Allah itu benar, coba saja kita mentadabburi kembali surah Al-Lail ayat 6 dan 7, niscaya kita percaya bahwa kebahagiaan itu datangnya bukan dari manusia namun semuanya dari Allah.
Seorang pengusaha sukses dalam karier, memiliki keluarga dan istri yang menawan namun tidak memiliki iman, demi Allah apa yang dia rasakan hanya kulit luar dari sebuah kebahagiaan. Makanya orang-orang kafir sangat doyan untuk travelling dan menghabiskan uang dan waktu mereka untuk menikmati dunia, yang notabene hanya dinikmati lewat mata, perut dan kemaluan. Selebihnya, mereka mencoba mencari pencerahan melalui yoga atau semacamnya…itupun untuk menenangkan hati saja dalam sesaat. Sementara perangkap dunia terjadi di setiap detik waktu yang terlewati. Berbeda dengan orang mu’min yang mengembara di dunia hanya sekedar mencukupi kekuatan fisik mereka.. Ada pepatah yang mengatakan, makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Makan, minum, tidur, bercanda dan segala hal yang mubah dijadikannya sebagai hal untuk menguatkannya dalam bermulazamah dengan Allah, bukan sebagai tujuan.
Adakah terdesir di sudut hati kita untuk mendapatkan senikmat-nikmatnya perkara mubah itu? Ataukah sudah terbiasakah diri ini untuk mendapatkan nikmat yang lebih dari yang biasanya? Kalau kita kembali mentadabburi surah At-Takatsur, semoga kita merasa malu dari mana saja segala nikmat yang kita dahulu nikmati yang akan Allah tanyakan kepada kita di hadapan-Nya kelak. Contoh kecil saja, kalau menyalakan Televisi dan menonton saluran favorit, eh..tiba-tiba adzan telah bergema ke penjuru langit. Namun mata tetap saja stand-by tanpa kedipan di depan Benda Ajaib itu. APAKAH kita adalah salah satu hamba-Nya yang juga terdaftar sebagai Pemburu Dunia?
“Innasa’yakum la syatta”..sesungguhnya usahamu memang berbeda-beda”, begitulah Allah berkalam dalam al-quran surah Al-Lail ayat keempat. Namun coba lihat lagi lebih dekat surah tersebut dengan lebih teliti. Allah ‘Azza wa Jalla memperlihatkan kepada kita kejadian yang ternyata terjadi dikehidupan kita sehari-hari. Siapa yang memburu dunia maka Allah akan mempersulitnya, siapa yang membenarkan pahala Allah dengan memalingkan diri dari dunia niscaya Allah akan mempermudah urusannya. Sesungguhnya janji Allah pastilah benar, seorang hamba saja yang berdoa dan mengangkat tangan..adalah perkara yang membuat Allah sangat Malu untuk tidak mengabulkan permintaannya..
Tidak akan rugi seseorang yang meninggalkan sesuatu karena Allah. Jika di antara kita semua masih memiliki harapan dan cita, mintalah kepada Allah Yang Terbaik karena sesungguhnya Allah Mengetahui, Mencintai kita lebih daripada diri kita sendiri. Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha kita. Seringkali kita berpikir, kenapa keadaan ini tidak sesuai dengan harapanku? “. Berbaik sangkalah terhadap Allah, dan janganlah meminta sesuatu kecuali yang terbaik menurut pandangan Allah, bukan pandangan dari diri kita. Kita ingin mendapatkan harta yang banyak, pasangan hidup yang shaleh/shalehah, karier yang mulus, anak yang berbakti..Allah sangat mengetahui niat baik dari doa-doa yang kita panjatkan , so.. berbaik sangkalah kepada Allah, tawakkal dengan sebaik-baiknya…trust Allah lebih daripada kepada manusia..jadikan Allah sebagai penjamin hidup kita, karena sesungguhnya Allah-lah Yang Maha menyayangi dan mencukupi kebutuhanmu mulai dari terjaga hingga pada saat tertidur pulas…(azee-z@h)

No comments:

Post a Comment